BAHAGIAKU ADALAH BAHAGIANYA
Diposting oleh
Unknown
on Jumat, 13 September 2013
/
Comments: (0)
“ohh
tuhaann…. Aku kesingan lagi”. Oci berkata.
Ibunya
bersahut dan berkata “ibu tadi sudah bngunkan kamu, katanya kamu sudah bangun.
Ya sudah ibu pergi. Ehh.. ternyata tidur lagi.”.
Oci
menjawab sambil berlari ke kamar mandi “ahh sudahlah bu”. Di pagi itu oci terlambat bangun. Dan untuk
yang pertama kalinya di terlambat berangkat ke sekolah. Beberapa menit telah berlalu ocipun telah
selesai menyiapkan semuanya . dan betgegas
untuk berangkat sekolah.
Ibu
berkata “oci makan dulu nak?”. Oci menjawab “tidak bu. Tidak usah. Keburu telat
entar”. Oci berkata sambil berlari.
Di
pagi itu oci berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepedanya. Dengan kuat dia
mengayuh sepedanya. Karna dia takut terlambat.
Oci
bukanlah nama aslinya. Tetapi itu hanyalah panggilan kecil yang dibuat ibunya
untuknya. Indah nacita itulah nama yang sebenarnya. Oci adalah anak yang patuh
pada orang tuanya. Tapi terkadang juga sedikit membangkang ketika di suruh
ibunya. dia juga anak yang ceria.
Setelah
dia mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga sampailah dia di sekolah. Dia
terlihat bingung melihat lingkungan sekitar sekolah. Sampai masuk ke kelaspun
tetap sama pandangannya.
Akhirnya
salah satu temannya pun bertanya “ci, kamu kenapa ? kok bingung gitu?”. Dia menjawab
“eh aku Tanya sekarang jam berapa sih ?”. adit menjawab “pukul 06.05 knp?”. Oci
kembali menjawab dengan nada yang sedikit kesal “sial-sial ibu ngerjain
akuuuu”.
“Memang
kenapa ci? Kok gitu?” ani bertanya. Ocipun bercerita pada teman sebangkunya itu.
Bahwa pagi ini dia dikerjain ibunya. Dengan cara ibunya cepetin jam weker yang
ada di kamarnya.
Dalam
hati oci berkata dan dengan sedikit ngelamun “pantes tadi pagi ibu sahutin
omonganku kok biasa banget, gak kayal biasanya kalau aku kesingan. Nyebelin
banget”.
Beberapa
menitpun berlalu. Bel pun berbunyi dan itu tanda pelajaran akan di mulai.
Ani
menepuk bahu oci dan berkata “ ci, kamu gak papakan?”. Oci menjawab “ehhmm..
iya gpp kok”. Ani tersenyum dan kembali menjawab “ya udah kalau gitu. Jangan
ngelamun aja.” Dengan santai oci menyahuti “ okela”.
Pak
eko pun memasuki kelas dan menyapa “selamat pagi anak-anak”. Semua murid
menjawab “pagi pak”.
Pelajaran
pertama ini adalah mata pelajaran yang disukai oleh oci. Dia suka karna gurunya
itu lucu. Lucu banget.
Hari
ini jam pertama ada;ah mapel pkn. “pak eko selalu kasih tugas tanpa nerangin
sedikitpun”. “mana nyuruhnya lucu lagi, jadi bikin males. Malah pengenya
bapaknya ngelawak ajah” J. Batin oci. “duhh bête”. Kembali oci
membatin.
Karna
oci bête dia ingin mengutarakan apa yang ada dalam hatinya. Dia utarakan semua
yang ia batin tadi pada ani yaitu teman sebangkunya.
Dan
akhirnya ani dan ocipun menggerutu bersama saat pelajaran pak oke.
Jam
pelajaran pak ekopun telah selesai dan berganti pelajaran yang lain. Sekarang
tiba waktunya untuk istirahat. Ani, oci, dan aditpun pergi ke kantin bersama.
Sesampainya
di kantin sekolah. Mereka memesan makanan kesukaan masing-masing. Dengan lahap
mereka menghabiskan makanan masing-masing.
Ani
berkata “duhh pengen makan lagi nih”. Oci menjawab “apaa? Makan lagi? Perutmu
gpp? Perasaan kamu tadi yang mesen paling banyak deh?”. Rey ikut menyahut
“iya-iya betul itu”. Ani kembali menjawab “tapi pengan lo..”. “hehh. Ya uda
deh”. Kata oci.
“Ani
itu orangnya suka makan, tapi anehnya dia gak pernah punya badan gendut. Rey
orangnya radak pendek tapi itu bagi ukuran cowok. Kalau disbanding sama cewek
dia tinggi. Adit itu orangnnya tinggi tapi badan harus gemukkan dikit. Biar
agak keren gitu”. Itu penilaian oci tentang temannya itu.
Beberapa
manit telah berlalu. Bel pun berbunyi tanda untuk masuk ke kelas masing-masing.
Meskipun mereka beda kelas. Tapi mereka tetap kemana-mana bersama. Oci sekelas
dengan ani dan rey sekelas dengan adit.
Mereka
bersahabat sejak kelas 1 SMA. Dan hubungan baik itu masih berlangsung hingga
sekarang.
Setelah
memasukki kelas masing-masing mereka melanjutkan mata pelajaran masing-masing.
Suasana
di kelas rey dan adit sangat sunyi. Karena pada waktu itu mereka mata pelajaran
miss ria. Apalagi saat itu mereka ada tes jadi kelas mereka terlihat sangat
sunyi banget.
Berbeda
dengan suasana kelas ani dan oci, disana sedikit gaduh. Karena pada saat itu
mereka waktunya gurunya yang terkenal magabut alias makan gaji buta. Yaitu miss
lina. Dia tidak pernah jelaskan materi sedikitpun tiba-tiba tugas.
Pada
saat itu oci bête lagi karena suasana kelas yang gaduh. Oci benci kegaduhan.
Saat itu tiba-tiba kepala oci terasa pusing sekali. “duhhh. Pusing banget.
Kenapa ini?” oci berbucara pelan sambil memegang kepalanya.
Ani
pun tau dan bertanya “kenapa ci?”. Oci menjawab “emm. Gak tau nih tba-tiba aja
pusing”. Ani kembali bertanya “kamu mau ke uks?”. “gak usah deh. Ini kan udah
mapel terakhir habis inikan pulang.” Jawab oci. “ya udah kalau gitu”. Kata ani.
Jam
tangan oci menunjukkan pukul 14:45 dan bel tanda pulang pun berbunyi. Saatnya
mereka kembali ke rumah masing-masing.
Oci,
ani, adit, dan rey sebelum mereka mereka pulang. Mereka bertemu di parkiran
sekolah. Dan saling menyapa sebelum pulang. Itu kebiasan mereka yang tak pernah
terlupa.
Saat
itu muka oci terlihat pucat. Dan aditpun bertanya “ci kamu gak papa? Kamu
sakit?”. Oci menjawab “gak tau tadi tiba-tiba pusing. Mungkin rada gak enak
badan dit”. “oh gitu. Ya udah entar pulang sekolah langsung minum obat ya”.
Seru adit. “ok edit”. Kata oci.
Dan
akhirnyapun mereka sampai di rumah maisng-masing. Saat di rumah oci berkata
pada ibunya “ibu kenapa tadi pagi kerjain aku? Aku hamper mati tau bu, karna
takut terlambat”. “ya habis kamu di bangunin dari tadi gak mau. Ya udah jadinya
gitu. Maafkan ibu nak”. Ibunya menjawab dan sambil tersenyum. “iya aku maafin bu. Jangan d ulang lagi”.
Kata oci.
Setelah
berbincang dengan ibunya ocipun pergi ke kamar dan ganti baju. Rasa pusing itu
kembali lagi dan disertai mimisan. “aduh aku kenapa?”. Kata oci sambil
ketakutan.
Dan
dia pun langsung lari ke kamar mandi untuk membersihkan mimisannya. Ibunya
memanggil untuk menyuruhnya makan “oci, ayo makan nak”. Oci menjawab “iya bu
bentar”.
Tidak
lamapun oci sudah di meja makan. Ibunya kembali bertanya “kamu kenapa nak? Kok
pucat”. “gak tau bu kepalaku pusing terus barusan aku mimisan”. Jawab oci.
“mungkin
kamu terlalu capek nak. Jadinya gitu”. Kata ibu. “iya mungkin bu”. Jawab oci.
“selesai makan kamu istirahat aja nak. Jangan main”. Seru ibu. “iya bu”. Kata
oci.
Makanpun
telah selesai oci bergegas ke kamarnya. Saat dia akan berdiri dari duduknya dia
merasa sangat tidak kuat tuk berdiri. Dan terasa sangan pusing mimisanpun
kembali terjadi. Tetapi saat itu lebih parah, samapai dia pingsan. Ibunya pun
kaget.
Dan
meminta tolong pada tetangganya untuk menggotong oci dibawa ke rumah sakit.
Maklum saat itu ibu oci meminta tolong pada tetangga kerana di rumah hanya ada
oci dan ibunya. Ayahnya meninggal sejak oci berumur 4 tahun. Ayahnya meninggal
karena serangan jantung.
Ibu
oci dan tetangganya pun sampai di rumah sakit. Dengan tanggap para suster
disana membawa oci ke ruang UGD. Dokterpun masuk ke ruang UGD untuk memeriksa.
Dengan
gelisah ibu oci menunggu. “ya allah semoga anakku baik-baik saja”. Doa ibunya
dalam hati.
Beberapa
menit telah berlalu. Dokterpun keluar dan bertanya “mana ibu dari pasien?”.
Ibupun menjawab “saya dok”. “mari bu ikut saya. Ke ruang saya”. Kata dokter.
Dengan
pasrah ibu ocipun mengikuti dokter. Sesampainya di ruangan itu dokter berkata
“bu sesuatu yang janggal telah terjadi pada anak ibu”. Ibupun dengan kaget
menjawab “apa yang terjadi pada anak saya dok?”.
Dokterpun
menjelaskan dan berkata “dari gejala yang saya ketahui anak ibu sepertinya
mengalami leukima yaitu kanker darah”. Setelah mendengar itu semua ibupun
menangis dan tidak menyangka bahwa anaknya mengidap penyakit leukima.
Dokter
kembali menjelaskan “ada cara untuk mengurangi leukima ibu”. Ibu menjawab “apa
dok?”. “kemotrapi bu. Tapi kemotrapi hanya sedikit memperlambat perkembangan
kanker saja. Bukan untuk menyembuhkan”. Jawab dokter. “apapun akan saya lakukan
untuk anak saya dok”. Jawab ibu.
Setelah
berbicara dengan dokter ibu langsung menemiu oci. “nak bagaimana kamu sudah
baikan?”. Tanya ibu. “iya sudah baikkan bu”. Jawab oci.
“ibu
selalu disini anak. Ibu selalu ada untuk kamu”. Kata ibu. Dengan bingung oci
balik bertanya “ibu kenapa berkata seperti itu?”. Ibu menjawab “oci ibu ingin
memberitahu kamu. Soal penyakitmu”.
Oci
bertanya “aku sakit apa bu?”. “kamu mengidap leukima ci”. Ibu menjawab sambil
menangis. Mendengar itu semua oci kaget dan bersedih. Airmatanyapun menetes.
Dia tak kuasa menehan itu semua.
“ibuuuuu”.
Kata oci sambil memeluk ibunya. “nak maafkan ibu harus mengatakan ini semua.
Ibuk tak bisa jika tak mengatakan ini”. Kata ibu. “iya bu . tidak papa”. Jawab
oci.
Setelah
berbincang dengan ibunya saatnya oci untuk istirahat. Karena sudah larut malam.
Setelah
beberapa hari di rawat di rumah sakit oci kembali ke rumah. Karena sudah
seminggu ia tidak masuk sekolah. Jadi ia rindu dengan suasana sekolah.
Ke
esokan harinya oci kembali ke sekolah. Saat ia masuk ke kelasnya, disana ada
rey dan adit. Mereka disana sudah biasa karena tiap pagi mereka selalu lakukan
itu.
Saat
bertemu oci mereka langsung bertanya “oci kamu kenapa gak mauk ?”. Tanya adit.
“iya sampai seminggu lagi”. Sahut rey dan ani. “iya aku rada gak enak badan”.
Jawab oci dengan nada yang tak biasa.
Adit kembali bertanya “Cuma gara-gara gituan kamu gak masuk? Gak mungkin
ci”. Jawab adit dengan percaya.
Maklum
saat itu teman oci bertanya padanya. Karena saat oci sakit ia tak memberitahu
teman-temannya. Meskipun saat itu ada beberapa temannya yang menanyakan, tapi
dia tetep gak kasih tau dan jawab “Cuma gak enak badan”.
Tak
lama kemudian bel pun berbunyi. Saatnya pelajaran di mulai, rey dan adit pun
kembali ke kelas mereka. Dengan rasa yang penasaran adit kembali ke kelasnya.
Pelajaran
sudah berganti 2 kali. Dan sekarang saatnya istirahat. Rey, adit dan oci, ani
bertemu di kantin. Saat di kantin seperti biasa mereka makan makanan kesukaan
masing-masing hingga lahap.
Tapi
kali ini berbeda tiba-tiba saja oci mimisan dan saat perjalanan untuk kembali
ke kelas masing-masing ocipun pingsan. Aditpun kaget yang berada di sebelah
oci. Dengan cekatan adit langsung menggotong oci ke UKS.
Oci
berada di UKS sampai bel pulang berbunyi. Saat rey, adit dan ani berada di UKS
oci pun sudah tersadar. “oci kamu gak papa?”. Tanya adit. “gpp adit”. Jawab oci
sambil tersenyum.
Hari
ini oci tidak bawa sepeda dia diantar oleh ibunya. Dan pulangnya oci harus
diantar oleh adit. Dan tak lama merekapun sampai rumah oci. Ocipun turun dari
boncengan adit. “adit makasih ya”. Kata oci smabil tersenyum.
“iya
sama-sama”. Jawab adit. Saat itu rumah sepi ibu oci tidak ada. Jadi tidak ada
yang mempersilahkan adit untuk mampir dulu. Dan aditpun kembali pulang.
Hari-hari
oci berjalan seperti biasanya. Tapi terkadang juga seperti hari ini. Sudah 5
bulan ini oci mengidap leukima dan tidak ada yang tau di antara mereka bertiga.
Tetapi
lama-kelamaan rey, adit dan ani pun meresa aneh dengan keadaan oci. Karena
akhir-akhir ini dia lebih sering terlihat pucat dan sedikit lemas. Sering
mimisan juga.
Akhirnya
salah satu dari mereka bertanya saat berada di rumah oci “ci kamu sakit apa?
Semenjak kamu tidak masuk yang seminggu itu kok kamu sekarang jadi sering
mimisan gini?”. Tanya adit.
Dengan
nada terpatah-patah oci menjawab “aku gak papa”. “gak mungkin kamu gak papa
ci,, buktinya kamu kayak gini. Ini namanya kamu bukan gpp. Kamu kenapa bilang
aja? Kita ini temanmu”. Tanya ani dengan berbicara cepat tanpa titik koma.
Rey
pun menyahut “iya ci kamu kenapa? Bilang dong “. Jawab oci dengan sedikit takut
“tapi aku takut ketika kalian tau aku sakit apa, kilian gak mau temennan sama aku”.
Adit menjawab “kamu sakit apapun itu kita masih mau temenna sama kamu ci. Kita
saying kamu”.
“iyaa
aku bakal bilang aku sakit apa. Aku mengidap leukima”. Kata oci sambil
menundukkan kepala dan dalam hati sedikit takut.
Mereka
pun kaget “apa ci? Serius?”. Tanya mereka. “iya itu penyakitku. Dan sekarang
aku mengidap leukemia stadium akhir. Kenapa? Kalian gak mau kan temannan sama
aku”. Jawab oci. “bukan ci, bukan gitu. Kita kaget. Kenapa saat kamu sakit
separah ini kita bisa gak tau”. Sahut ani sambil menangis.
“ci,
kita sayang kamu”. Kata adit dengan menitihkan airmata. Saat itu mereka
menangis dan segera memeluk oci dengan bersamaan.
Oci
pun berkata “kenapa kalian menangis? Gak usah nangis”. Ani berkata “kita gak
mau kamu pergi ci. Kita mau kamu tetep sama-sama kita”. Saat itu ani berkata
sambil mennagis tersedu-seduh.
“udah
hapus airmata kalian”. Kata oci. Haripun sudah malam. Setelah perbincangan
mereka selesai. Mereka pun kembali ke rumah masing-masing. Meskipun dalam hati
mereka tidaklah tenang. Dan selalu memikirkan oci hingga mereka sampai rumah.
Setelah
semua temanya kembali ke rumah, tiba-tiba oci mimisan dan langsung pingsan
begitu aja. Ibunya pun langsung berteriak dan minta tolong pada tetangga untuk
membawa oci ke rumah sakit.
Dengan
gelisah ibunya menunggu dokter keluar dari ruang UGD. Tak lama kemudian dokter
keluar, dengan wajah sedih dan mengatakan bahwa oci telah tiada. Setelah
mendengar semuanya ibunya pun menangis dan langsung memeluk anaknya dan berkata
“oci kenapa kamu tinggalkan ibu sendiri nak? Ibu gak mau kamu pergi”.
Oci
di makamkan saat keesokan harinya. Dan saat pagi itu juga rey, adit, dan ani
pun baru tau bahwa temannya oci telah tiada.
Dari
rumah masing-masing mereka menuju ke rumah oci. Setelah sampai disana mereka
secara bergantian langsung memeluk jasad oci dan menangis.
Tak
lama kemudian jasad oci di sholati dan dikuburkan saat itu juga. Aditpun tetap
memeluk nisan oci dan dia tak mau pergi. Karena sebenarnya ia memiliki rasa
pada oci. Ia mencitai oci. Dan oci tak tau itu.
Sebelum
oci meninggal ia mengatakan pada ibunya bahwa ia ingin memberika jantungnya
pada adit. Karena ia tau bahwa sebenarnya adit mengidap penyakit jantung
bawaan. Yang adit rasakan sejak ia bayi.
Dia
ingin memberikan jantungnya pada adit. Karena sebenarnya ia juga sayang pada
adit tapi tak tersampaikan. Tapi tidak hanya itu ia juga ingin melihat adit
bahagia dan hidup lebih lama di dunia ini. Dia tak mau adit merakan apa yang
dirasakannya.
Oci
memberika jantungnya tanpa sepengetahuan rey, ani, dan adit. Begitu juga dengan
teman-temannya yang lain. Yang tau hanyalah ibunya.
SEKIAN
kisahku
Diposting oleh
Unknown
/
Comments: (2)
Hai.. kali ini aku ingin berbagi sedikit saja tentang
kisahku. Meski kisah ini menyedihkan, tapi aku hanya berbagi J.
Pertama kenal udah ngejudge orang yang baik. Belum kenal udh bilang yang
enggak”, padahalkan itu semua gak boleh. Tp apa boleh buat semuany udah
terjadi. Dan tak di duga dan tak di sangka kebencian itu berubah menjadi rasa
cinta dan sayang yang begitu tulus. Ini semua apa nama hahh? Karmakah? Atau apa?
Aku gak ngerti mungkin ini semua sudah ditakdirkan dan aku harus rasakan ini. Singkat cerita aku dan orang
yang kubenci itu semakin lama semakin dekat, dekat dan dekat. Tak lama semuany
berubah aku dan dia menjadi kita. Kita yang berarti menjadi sepasang kekasih. Tapi..
aku gak ngerti dia tulus atau entahlah,, dan bodohnya aku tanpa berpikir
panjang aku menilai dia itu baik. Hmmm memang di awal baik banget dan terasa
mani, yah tapi hanya di awal. Dan tak lama pula akhirnya kumengetahui semua
kejelekannya . tanpa mencari semua terlihat bagitu saja. Dan pada akhirnya “kita”
kembali menjadi aku dan orang yang ku benci. Atau bisa di bilang jadi musuh
gitu deh.
Yahh sekarang aku mulai berpikir ini semua terjadi karna
takdir atau karna aku bodoh yang berpkir bahwa itu orang baik? Atau bias jadi ini
memang karma? Duh entahlah….
Jadi saran saya sebelum kenal seseorang itu jangan ngejudge
yang aneh-aneh ataupun berprasangka yang tidak baik pada orang itu. Jadi sekian
cerita saya hari ini J J . maaf kalau mbulet dan kurang menarik bahkan tidak menarik.
Tapi ini benar terjadi pada saya. Yahh see you next time, dadaa~
Diposting oleh
Unknown
on Sabtu, 24 Agustus 2013
/
Comments: (0)
Pemanasan Global Ancam Keberlangsungan Spesies di Kalimantan
Hutan tropis di Kalimantan
Suhu yang menghangat di Samudera Hindia dan tingginya frekuensi El Nino menyebabkan kondisi kering di hutan Kalimantan. Ini menyebabkan beberapa spesies terancam keberlangsungan hidupnya karena sulit beradaptasi dengan panasnya Bumi.
Menurut hasil penelitian yang diterbitkan Journal of Geophysical Research-Biogeosciences, deforestasi menyebabkan hutan Kalimantan sudah terlalu rusak. Masa depan hutan ini sekarang mulai meredup.
"Bahkan spesies pohon yang bisa beradaptasi dengan cuaca kering masih berisiko punah," demikian pernyataan yang dirilis American Geophysical Union (AGU), Rabu (18/7). "Sebagian kecil spesies yang tidak bisa beradaptasi, berada dalam risiko terancam punah lebih besar."
Hasil ini tidaklah mengejutkan karena pernah terjadi di Hutan Amazon, Amerika Selatan. Ada spesies yang sulit beradaptasi dengan kekeringan dan kebakaran hutan.
Dikatakan Ismayadi Samsoedin dari Badan Litbang Kementerian Kehutanan, memang ada beberapa spesies yang kini masuk endangered di Kalimantan. "Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang dulu terkenal di Kalimantan Timur kini jadi berkurang populasinya karena perubahan iklim," katanya saat berbincang dengan National Geographic Indonesia, Kamis (19/7).
Anggrek hitam (Coelogyne Pandurata)
Anggrek ini hanya tumbuh di Pulau Kalimantan dan menjadi maskot Provinsi Kaltim. Meski masih bisa ditemukan di cagar alam Kersik Luway, jumlahnya dalam tahap yang memprihatinkan.
Kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri) juga masuk dalam spesies yang nyaris musnah. Kelangkaan kayu ini bahkan lebih terasa karena mengandung nilai ekonomi tinggi. "Buah-buahan liar seperti rambutan, durian, dan menteng hutan, juga terancam populasinya karena proses pengambilan yang kurang baik dari warga sekitar," tambah Ismayadi.
Sayangnya dengan kondisi semacam ini, Kemenhut sulit menerapkan kebijakan sebagai bentuk pencegahan perusakan lebih lanjut. Sejak otonomi daerah diterapkan sepuluh tahun lalu, Kemenhut hanya bisa memberi saran atau masukan.
Jika pun ada Keputusan Menteri (Kepmen), belum ada yang sifatnya nyata untuk konservasi tumbuhan yang belum dikenal. Malah, saat ini lebih subur pembangunan tambang batu bara, penebangan hutan untuk kelapa sawit, dan perkebunan karet.
"Hingga saat ini belum ada Kepmen yang bisa menjaga hutan Kalimantan dengan baik," ujar Ismayadi.
Sumber berita: National Geographic